Kamis, 31 Maret 2016

PERTUMBUHAN MERISTEMATIK PUCUK DAN AKAR



BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Tumbuhan mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam siklus hidupnya. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan aktivitas kehidupan yang tidak dapat dipisahkan, karena berjalan bersamaan. Pada awal perkembangan embrio semua sel melakukan pembelahan diri, namun seiring dengan waktu pertumbuhan dan perkembangannya maka pembelahan sel menjadi terbatas di bagian-bagian khusus tumbuhan yang menunjukkan diferensiasinya sedikit. Dalam keadaan ini sel mempertahankan kemampuannya membelah diri. Pembelahan sel tidak hanya terjadi pada jaringan meristem, tetapi juga terjadi pada korteks batang dan pada jaringan pembuluh muda yang masih mengalami perkembangan.
Pertumbuhan pada tumbuhan dapat terjadi karena adanya sel-sel yang hidup dan beraktifitas untuk tumbuh dan berkembang. Proses pembelahan sel di meristem menghasilkan sejumlah sel yang baru. Produk dari pembelahan sel ini tumbuh dan berkembang membentuk suatu kesatuan untuk menyusun organisme.
Pada tubuh tumbuhan dewasa terdapat meristem. Dalam jaringan meristem terdapat sel meristem yang melanjutkan pembelahan diri secara tak terbatas yang menyebabkan terus bertambahnya sel-sel baru pada tubuh tumbuhan. Jaringan meristem dibagi menjadi dua jenis, yaitu jaringan meristem apikal yang terdapat pada ujung akar dan ujung tajuk (batang),  dan jaringan meristem lateral yang terletak sejajar dengan permukaan organ, sehingga disebut dengan jaringan yang menyebabkan pertumbuhan sekunder pada meristem sekunder.
Meristem sekunder merupakan jaringan meristem yang berasal dari jaringan dewasa yaitu kambium dan kambium gabus. Aktivitas kambium menyebabkan batang tumbuhan menjadi besar. Kegiatan meristem sekunder meliputi kambium gabus (felogen), yaitu kambium penghasil jaringan gabus, sedangkan  kambium berperan menghasilkan sel hidup menurut arah jari-jari dari bagian xilem ke bagian floem (jari jari empulur), dan kambium interfasis yang merupakan pembentuk jari jari empulur.
Berdasarkan letaknya dalam tumbuhan, ada 3 macam meristem, yaitu zona meristematik (pembelahan), zona pemanjangan, dan zona diferensiasi. Zona meristematik (pembelahan) merupakan daerah paling ujung dan tempat terbentuknya sel baru yang aktif membelah diri, zona pemanjangan merupakan daerah hasil pembelahan sel meristem, dan zona diferensiasi (perubahan bentuk sel) yang terletak disebelah dalam daerah pemanjangan. Sel mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara teratur diantara 3 zona tersebut sesuai dengan persyaratan tumbuh menjadi tumbuhan yang baik.

1.2  Tujuan
1.    Memahami dan mengerti pertumbuhan meristematik pada tumbuhan.
2.    Memahami dan mengerti bagian-bagian tajuk dan akar yang mengalami pertumbuhan meristematik dominan.



BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
           
            Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang penting dalam suatu spesies. Tumbuhan akan melakukan pembelahan sel dengan sempurna apabila tumbuhan tersebut sehat dan hidup. Ketika suatu tumbuhan sudah mati, maka semua aktivitas yang ada dalam organ-organ tumbuhan juga ikut mati. Tumbuhan yang hidup, secara otomatis akan melakukan proses tumbuh dan berkembang untuk memenuhi persyaratan sebagai tumbuhan yang baik dan sempurna. Hasil tanaman yang baik diperoleh melalui perlakuan yang tepat pada tanaman (Widiastuti dkk, 2014).
            Tempat berlangsungnya tumbuhan hanya terjadi di meristem. Sel dewasa yang tumbuh kembali dinamakan meristem sekunder. Sel-sel meristem mempunyai ukuran yang stabil, untuk ukuran yang tidak mencapai persyaratan akan sulit untuk berkembang, sehingga proses pembelahan menjadi tidak optimal. Ukuran meristem sangat penting, karena akan menentukan kemampuan untuk berkembang. Tanaman memiliki jaringan-jaringan yang mendukung untuk proses pertumbuhan dan berkembangannya. Pada awal perkembangan tumbuhan, semua sel melakukan pembelahan diri. Jaringan tanaman memiliki kapasitas regeneratif yang luas dan seluruh tanaman dapat dikembangkan dari sel tunggal atau stek kecil (Sala, 2014).
            Ujung akar dan ujung tajuk mempunyai meristem. Jaringan meristem ada dua jenis, yaitu jaringan meristem lateral dan jaringan meristem apikal. Untuk menghasilkan bibit yang unggul dapat dilakukan budidaya secara kultur jaringan (in vitro). Dalam jaringan meristem apikal terdapat kultur. Kultur jaringan tanaman merupakan teknik menumbuhkembangkan bagian tanaman, baik berupa sel, jaringan, atau organ dalam kondisi kultur yang aseptik secara in vitro. Kultur meristem apikal adalah pengkulturan eksplan berupa meristem dan jaringan di bawahnya dengan ukuran 0,3 - 1 cm (Rasullah dkk, 2013).
Tumbuhan mempunyai siklus dalam kehidupannya untuk dapat tumbuh dan berkembang. Tanaman tumbuh dengan melakukan pembelahan sel, pemanjangan sel, dan diferensiasi sel. Terdapat akar yang berperan penting dalam pertumbuhan tanaman. Sel-sel akar ini yang berada di ujung akar, menjalani divisi asimetris untuk bentuk angkutan sel memperkuat pada batas proksimal meristem, dan mereka keluar dari siklus sel pada zona transisi ke mulai membedakan ke dalam jaringan tertentu,termasuk epidermis korteks/endodermis, dan jaringan pembuluh darah di perpanjangan zona diferensiasi (Perilli dalam Lee, 2012).
Pertumbuhan bagian pucuk dan akar disebabkan adanya pembentukan sel-sel baru oleh jaringan meristematik (embrionik) pada titik tumbuh. Tumbuhan akan membentuk bunga apabila sudah mencapai ukuran dewasa. Akar yang kuat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Air dan unsur hara yang diserap oleh akar melalui ujung akar dan bulu akar akan ditransportasikan melalui batang dan percabangan.(Gustini dkk, 2012).
Pada batang yang tumbuh, daerah pembelahan sel  batang lebih jauh letaknya dari ujung daripada daerah pembelahan akar, terletak beberapa sentimeter dibawah ujung (tunas). Perlakuan multiplikasi (perbanyakan pada sepotong tanaman kecil) sering dilakukan. Menurut Salisbury, pertambahan panjang tiap lokus pada akar tidak diketahui pertambahan panjang terbesar dikarenakan kecambah mati. Beranekaragam tanaman mengandung senyawa bioaktif yang dapat diekstraksi sebagai zat pengatur tumbuh (auksin, giberelin, dan sitokinin) diantaranya adalah ekstrak senyawa biji jagung (Ulfa dalam Pagalla, 2015).
Pertumbuhan akar dalam tanah berkaitan dengan keadaaan tanah di sekitar lingkungan tumbuhan. Keadaan tanah yang baik salah satunya digambarkan dengan tanah yang gembur, karena dalam tanah yang gembur proses masuknya air dan pertukaran udara dalam tanah berjalan dengan baik. Penggemburan tanah dapat terjadi akibat pelapukan bahan organik seperti daun, rumput, dan jerami akibat interaksi dengan mikroorganisme di dalamnya. Kelangsungan hidup mikroorganisme didukung oleh keadaan lingkungan yang basah dan lembab (Murbandono dalam Suharsi, 2013).
Pertumbuhan dan pemanjangan sel adalah suatu bentuk aktivitas dalam organ tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang membentuk tanaman yang lebih sempurna atau tanaman baru. Dalam akar tanaman, sebagian besar pembelahan sel terjadi di wilayah khusus. Pertumbuhan akar terjadi di apeks akar, bersarang kedua sel divisi dan ekspansi sel (Bizet et al, 2014).
Dalam tubuh tumbuhan dewasa terdapat jaringan embrionik yang disebut meristem. Jaringan meristem diklasifikasi berdasarkan letak posisinya dalam tubuh tumbuhan. Salah satunya adalah meristem interkaler, yang ada di jaringan dewasa, seperti misalnya di pangkal ruas batang rumput-rumputan (Fahn, 1991).
Pertumbuhan meristematik pucuk dan akar akan tumbuh dengan baik apabila keadaan lingkungan sekitar menguntungkan. Dalam tumbuhan terdapat suatu pengaturan tumbuh untuk tumbuhnya sehingga pertumbuhannya dapat teratur. Zat tumbuh utama yang terdapat secara alami pada tanaman adalah auksin, giberelin, kinin, dormin dan etilen (Darmawan, 2010).  

DAFTAR PUSTAKA

Bizet, F., Hummel, I, dan Beatrice, M. 2014. Length and Activity of The Root Apical Meristem  Revealed in Vivo by Infrared Imaging. Experimental Botany, 1(1): 488.

Darmawan, J., dan Baharsjah, J.S. 2010. Fisiologi Tanaman. Yoryakarta: Gajdah Mada University.

Fahn, A. Anatomi Tumbuhan. 1991. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Gustini, D., Fatonah, S, dan Sujarwati. 2012. Pengaruh Rootone F dan Pupuk Bayfolan terhadap Pembentukan Akar dan Pertumbuhan Anakan Salak Pondoh (Salacca edulis Reinw). Biospesies, 5(1): 8-13.

Lee, Y., Lee, W.S., dan Kim, S,H. 2012. Hormonal Regulation of Stem Cell Maintenance in Roots. Experimental Botany, 1(1): 220-770.

Pagalla, D.V., Latunra, A.I., Baharuddi, dan Masniawati, A. 2015. Respon Pertumbuhan Propagul Pisang  Ambon Hijau Musa Acuminata pada Beberapa Konsentrasi Ekstrak Jagung Muda Secara in vitro,Biologi.

Rasullah, F.F.F., Nurhidayati, T, dan Nurmalasari. 2013. Respon Pertumbuhan Tunas Kultur Meristem Apikal Tanaman Tebu (Saccaharum officinarum) Varietas NX 1-3 secara in viro pada Media MS dengan Penambahan Arginin dan Glutamin. Sains dan Seni Pomits, 2(2): 2337-3520.

Sala,C.D. 2014. Direct Reprogaming of Adult Somatic Cells Toward Adventitious Root Formation ni Forest Tre Species: The Effect of The Juvenile-Adult Transition. Plant Science, 1(5):310.

Suharsi, T.K., dan Sari, A.D.P. 2013. Pertumbuhan Mata Tunas Jeruk Keprok (Citrus nobilis) Hasil Okulasi pada Berbagai Media Tanam dan Umur Bawang Merah. Ilmu Pertanian Indonesia, 18(2):97-101.

Widiastuti, L., Tohari., dan Sulistyaningsih, D. 2014. Pengaruh Intensitas Cahaya dan Kadar Daminosida terhadap Iklim Mikro dan Pertumbuhan Tanaman Krisan dalam Pot. Ilmu Pertanian, 11(2):35-42.

Jenis-Jenis Pertumbuhan Tanaman



BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kehidupan manusia sangat bergantung pada tumbuhan. Dari tumbuhan manusia dapat menghirup oksigen untuk bernafas yang diperoleh tanaman dari proses fotosintesis. Manusia mendapatkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mempertahankan hidupnya dari tumbuhan dan alam(syarat hidup), yaitu udara bersih, air bersih, pangan, sandang, rumah, barang-barang tambang dan energi. Tidak dapat dipisahkan hubungan antara manusia dengan tumbuhan dan tumbuhan dengan manusia. Oleh sebab itu, dibutuhkan kepedulian dan penjagaan yang tinggi agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Pertumbuhan adalah bertambahnya sebuah sel pada suatu organisme yang tidak dapat kembali (irreversibel). Sedangkan perkembangan merupakan proses menuju dewasa, pematangan sel, struktur, maupun fungsi pada suatu organisme yang bersifat bisa kembali (reversibel). Tanaman dikatakan baik apabila proses pertumbuhan dan perkembangannya terjadi secara bersamaan.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman diawali dari proses perkecambahan biji. Perkecambahan merupakan proses bangkitnya embrio yang dorman (dalam keadaan tidur), karena didalamnya terjadi proses metabolisme yang terus menerus dan terjadi pertumbuhan jaringan jaringan didalam biji. Perkecambahan dapat terjadi apabila sudah memenuhi syarat-syarat yang dibutuhkan seperti air, suhu, udara, dan cahaya matahari yang cukup dan sesuai.
Berdasar letak kotiledonnya, perkecambahan biji dapat dibedakan dalam dua macam yaitu perkecambahan hipogeal dan epigeal. Perkecambahan hipogeal merupakan perkecambahan di bawah tanah dimana epikotil memanjang sehingga plumula merobek kulit biji dan muncul di atas tanah, sedangkan kotiledon tertinggal dalam tanah. Perkecambahan epigeal adalah perkecambahan di atas tanah yaitu hipokotil memanjang sehingga plumula dan kotiledon ke permukaan tanah sedangkan kotiledon melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk.


1.2    Tujuan
1.    Agar mahasiswa dapat memahami dan mengerti jenis jenis pertumbuhan tanaman.
2.    Agar mahasiswa dapat membedakan jenis-jenis pertumbuhan tanaman berdasarkan morfologi dan fungsinya.


BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan merupakan bertambahnya sebuah volume ukuran suatu sel pada organisme yang bersifat irreversibel atau tidak dapat kembali. Pertumbuhan pada tanaman akan baik bila kebutuhan unsur hara tercukupi, baik melalui penyediaan media tumbuh atau dengan proses pemberian pupuk yang sesuai. Untuk dapat tumbuh tanaman membutuhkan air, dalam kebutuhan air inilah terdapat masalah masalah seperti kelebihan air ataupun kekeringan. Disamping itu, kekurangan air pada tanaman dapat terjadi karena laju hilangnya air akibat transpirasi terjadi lebih cepat dibandingkan dengan laju pengambilan air dari tanah (Torey, 2013).
Dalam pertanian, tanaman adalah beberapa jenis organisme yang dibudidayakan untuk dipanen ketika sudah mencapai tahap pertumbuhan tertentu. Dari berbagai komoditas pada tanaman, terdapat kebutuhan serta unsur dan struktur yang berbeda pula dalam cara tumbuh dan berkembang setiap tanaman tersebut. Dengan pemberian pupuk organik yang mengandung N, P, K rendah namun kebutuhan hara mikro dalam jumlah cukup yang sangat dibutuhkan tanaman. Sebagai bahan pembenah tanah, pupuk organik mencegah terjadinya erosi, pergerakan permukaan tanah dan retakan tanah, dan mempertahankan kelengasan tanah (Tambunan dkk., 2014).
Pertumbuhan tanaman merupakan proses yang penting dalam kehidupan dan perkembangbiakan suatu spesies. Terdapat tekanan yang berupa faktor biotik dan abiotik. Faktor abiotik terdiri dari cahaya matahari, angin, suhu, serta bahan kimia yang digunakan untuk mengatur tumbuh kembang tanaman. Faktor biotik terdiri dari manusia dan hewan. Respon tanaman terhadap tekanan ini kompleks dan melibatkan banyak fisiologis, molekul, dan adaptasi seluler (Rejeb et all., 2014).
Suatu tumbuhan yang berbiji apabila sudah tiba waktunya maka akan mengeluarkan bunga, pada bunga inilah terjadi proses penyerbukan. Setelah terjadi penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan, bakal buah tumbuh menjadi buah, dan bakal biji tumbuh menjadi biji (Tjitrosoepomo, 1985).
Biji merupakan hasil dari penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan. Biji berkembang menjadi suatu hasil inti dari embrio yang masih dalam perkembangan yang dormansi. Dormansi adalah keadaan dimana sebuah biji dikatakan hidup tetapi tidak dapat berkecambah (Nurshanti, 2013).
Biji adalah hasil dari persarian yang berbentuk tanaman kecil yang dilengkapi dengan struktur dan fungsi yang sesuai dengan perannya sebagai pusat penyebaran atau perbanyakan. Biji merupakan rantai penyambung yang hidup antara induk dan keturunannya dan merupakan alat penyebaran yang utama. Pada biji beberapa tumbuhan, umpamanya beberapa spesies Citrus, embrionya mempunyai kloroplas dan berwarna hijau (Fahn, 1991).
Suatu masalah reaksi atas keadaan fisik perkecambahan dimulai dari adanya dormansi yang di sebabkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan embrio. Tingkat dormansi dan tingkat dormansi kontrol berbeda antara banyak spesies, varietas, dan benih, dan bahkan di antara pinggul dalam semak tunggal (Nadeem et all., 2012).
Perkecambahan sering dibatasi dalam proses pembiakannya dalam suatu wilayah tertentu, seperti wilayah yang mengandung kadar garam tinggi yang terlarut dalam air atau tanah atau sering disebut dengan salinitas. Salinitas adalah membatasi faktor penting yang selalu mempengaruhi produktivitas pertanian, terutama di daerah kering dan semi-kering (Mahdavi, 2013).
Perilaku dormansi pada pertumbuhan tanaman dapat diminimalisir dengan proses skarifikasi pada benih agar menghasilkan proses imbibisi yang baik. Skarifikasi merupakan salah satu upaya pretreatment atau perlakuan awal pada benih yang ditujukan untuk mematahkan dormansi dan mempercepat terjadinya perkecambahan benih yang seragam (Schmidt dalam Juhanda, 2013).
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen benih yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tanaman baru. Perkecambahan akan tumbuh dengan baik apabila benihnya sudah memenuhi persyaratan sebagai benih. Pemilihan benih yang berkualitas dan lingkungan yang sesuai akan membawa hasil yang optimal pada pertumbuhan tanaman. Kondisi stres lingkungan seperti kekeringan, panas, salinitas, dingin, atau infeksi patogen dapat memiliki dampak buruk pada pertumbuhan tanaman dan hasil di bawah kondisi lapangan (Suzuki et all., 2013).

Pengenalan Tanaman Penting Dataran Rendah



BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dataran dikelompokkan menjadi tiga dataran, yaitu dataran rendah, dataran menengah, dan dataran tinggi. Masing-masing dataran memiliki kondisi fisik mencakup sumber daya alam serta flora dan faunanya yang berbeda. Pengelompokan tersebut berdasarkan suhu, aktivitas genetika dan kebutuhan masing-masing jenis tanaman pada lingkungan sekitarnya. Dataran rendah merupakan suatu wilayah dataran yang ketinggiannya di bawah 350 mdpl, dataran menengah berada di ketinggian antara 350 sampai 700 mdpl, dan untuk dataran tinggi berada pada ketinggian di atas 700 mdpl.
Dataran rendah ketinggian tempatnya berada pada 0-300 m di atas permukaan laut. Dataran rendah terjadi akibat dari erosi sungai, banjir, dan laut. Dataran ini biasanya tanahnya subur, sehingga penduduknya lebih banyak dibanding dengan penduduk pegunungan. Komoditas tanaman yang sering dibudidayakan pada dataran rendah biasanya adalah tembakau, padi, dan jagung.
Persebaran pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh kemampuan unsur genetika dan proses fisiologis pada tubuh tanaman untuk menyesuaikan diri pada lingkungan sekitarnya. Selain itu, suhu pada suatu wilayah juga mempengaruhi persebaran tanaman sehingga pengelompokannya dibedakan berdasarkan daerah iklim. Pembagian tanaman berdasarkan daerah iklim, yaitu daerah tropis, daerah sedang, daerah sejuk, dan daerah dingin. Daerah panas atau tropis ketinggian tempat mulai dari 0-600 m di atas permukaan laut, daerah sedang 600-1500 m di atas permukaan laut, daerah sejuk 1500-2500 m di atas permukaan laut dan daerah dingin ketinggian tempatnya lebih dari 2500 m di atas permukaan laut.
Lingkungan dan habitat yang sesuai akan mendukung tanaman untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Topografi suatu habitat mempengaruhi faktor fisiologi tanaman seperti iklim, intensitas cahaya, dan kondisi solum tanah.  Tanaman yang memiliki unsur fisiologis yang sesuai dengan faktor eksternal lingkungan pada dataran rendah akan tumbuh dan berkembang dengan baik.

1.2  Tujuan
1.    Mengetahui dan mengenal tanaman-tanaman penting yang berhabitat di daerah dataran rendah.
2.    Mengetahui dan mengenal morfologi serta taksonomi tanaman dataran rendah.




BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Persebaran jenis tanaman dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang terdiri dari iklim, kelembaban udara, dan kondisi topografi suatu wilayah seperti ketinggian tempat. Distribusi tanaman dapat dipengaruhi oleh kemiringan dan ketinggian suatu tempat. Berkaitan dengan faktor iklim, terutama suhu dan curah hujan, suhu menurun dengan meningkatnya ketinggian sementara curah hujan meningkat non linear dengan ketinggian di daerah tropis dan karenanya menghasilkan gradien yang kompleks ganda dan mempengaruhi kelimpahan, keragaman dan kekayaan spesies sepanjang gradien ketinggian pertengahan (Bhattarai et al., 2014).
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman juga dipengaruhi oleh angin. Angin pada dataran rendah berbeda dengan angin yang ada pada dataran tinggi. Angin membantu dalam proses penyerbukan tanaman, seperti membawa serangga penyerbuk yang membantu proses terjadinya persarian bunga. Kecepatan angin berpengaruh pada proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Angin kencang biasanya secara langsung akan merusak tajuk tanaman atau dapat menggugurkan bunga. Angin kencang yang datangnya pada musim kemarau juga akan mempercepat terjadinya evapotranspirasi (penguapan air dari daun dan tanah) sehingga mengakibatkan kekeringan (Najiyati, 1990).
Tanaman hidup disemua lingkungan, kecuali lingkungan yang ekstrim. Tinggi rendahnya suatu lingkungan menyebabkan perbedaan suhu sehingga jumlah gas yang terdapat dalam tanah berbeda pula.   Oleh karena itu, dibutuhkan perancangan dan implementasi yang komprehensif dan program manajemen tanah yang terintegrasi untuk memberikan informasi pada peningkatan dan pemeliharaan kesuburan tanah, membuat penggunaan maksimal dari air yang tersedia (Buri et al., 2012).
Penyebaran tumbuhan sangat khas mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Faktor terjadinya penyebaran tanaman adalah iklim, tanah, dan biotik. Pola penyebaran merupakaan salah satu ciri dari setiap organisme di suatu habitat. Faktor lingkungan maupun keistimewaan biologis organisme adalah dua faktor ketergantungan penyebaran. Dunia pertanian tidak terlepas dari cuaca dan iklim. Cuaca dan iklim selalu berubah akibat dari pemanasan global. Kondisi tersebut sangat mempengaruhi perubahan musim tanam, sehingga menyebabkan penurunan hasil panen (Anonim dalam Maulidah dkk., 2012).
Keadaan iklim yang hampir sama merupakan ciri yang ditunjukkan oleh daerah tropis. Perbedaan geografis suatu tempat seperti ketinggian tempat akan menimbulkan perbedaan cuaca dan iklim secara keseluruhan. Unsur-unsur cuaca dan iklim banyak dikendalikan oleh letak lintang, ketinggian, jarak dari laut, topografi, jenis tanah dan vegetasi (Andrian dkk., 2014).
Terbentuknya dataran rendah salah satunya adalah akibat dari bekas erosi maupun bekas banjir sungai dan laut, sehingga terbentuklah sebuah dataran yang luas yang ketinggiannya tidak jauh dari atas permukaan laut. Banjir bandang yang umumnya berlangsung kurang dari beberapa minggu, disebabkan oleh hujan deras tapi kedalaman tidak terlalu dalam. Di sisi lain tangan, banjir laut, yang berlangsung selama beberapa bulan, terjadi saat musim hujan, dan air kedalaman mencapai beberapa meter (Catling dalam Nishiuchi et al., 2012).