BAB
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan manusia sangat bergantung pada tumbuhan. Dari
tumbuhan manusia dapat menghirup oksigen untuk bernafas yang diperoleh tanaman
dari proses fotosintesis. Manusia mendapatkan segala sesuatu
yang dibutuhkan untuk mempertahankan hidupnya dari tumbuhan dan alam(syarat
hidup), yaitu udara bersih, air bersih, pangan, sandang, rumah, barang-barang
tambang dan energi. Tidak dapat dipisahkan hubungan antara
manusia dengan tumbuhan dan tumbuhan dengan manusia. Oleh sebab itu,
dibutuhkan kepedulian dan penjagaan yang tinggi agar tanaman dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik.
Pertumbuhan
adalah bertambahnya sebuah sel pada suatu organisme yang tidak dapat kembali
(irreversibel). Sedangkan perkembangan merupakan proses menuju dewasa,
pematangan sel, struktur, maupun fungsi pada suatu organisme yang bersifat bisa
kembali (reversibel). Tanaman dikatakan baik apabila proses pertumbuhan dan
perkembangannya terjadi secara bersamaan.
Pertumbuhan
dan perkembangan pada tanaman diawali dari proses perkecambahan biji. Perkecambahan
merupakan proses bangkitnya embrio yang dorman (dalam keadaan tidur), karena
didalamnya terjadi proses metabolisme yang terus menerus dan terjadi
pertumbuhan jaringan jaringan didalam biji. Perkecambahan dapat terjadi apabila
sudah memenuhi syarat-syarat yang dibutuhkan seperti air, suhu, udara, dan
cahaya matahari yang cukup dan sesuai.
Berdasar
letak kotiledonnya, perkecambahan biji dapat dibedakan dalam dua macam yaitu
perkecambahan hipogeal dan epigeal. Perkecambahan hipogeal merupakan
perkecambahan di bawah tanah dimana epikotil memanjang sehingga plumula merobek
kulit biji dan muncul di atas tanah, sedangkan kotiledon tertinggal dalam
tanah. Perkecambahan epigeal adalah perkecambahan di atas tanah yaitu hipokotil
memanjang sehingga plumula dan kotiledon ke permukaan tanah sedangkan kotiledon
melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk.
1.2
Tujuan
1. Agar
mahasiswa dapat memahami dan mengerti jenis jenis pertumbuhan tanaman.
2. Agar
mahasiswa dapat membedakan jenis-jenis pertumbuhan tanaman berdasarkan
morfologi dan fungsinya.
BAB
2. TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan merupakan bertambahnya sebuah volume ukuran suatu sel pada
organisme yang bersifat irreversibel atau tidak dapat kembali. Pertumbuhan pada
tanaman akan baik bila kebutuhan unsur hara tercukupi, baik melalui penyediaan
media tumbuh atau dengan proses pemberian pupuk yang sesuai. Untuk dapat tumbuh
tanaman membutuhkan air, dalam kebutuhan air inilah terdapat masalah masalah
seperti kelebihan air ataupun kekeringan. Disamping itu, kekurangan air pada
tanaman dapat terjadi karena laju hilangnya air akibat transpirasi terjadi
lebih cepat dibandingkan dengan laju pengambilan air dari tanah (Torey, 2013).
Dalam pertanian,
tanaman adalah beberapa jenis organisme
yang dibudidayakan untuk dipanen ketika sudah mencapai
tahap pertumbuhan tertentu. Dari berbagai komoditas pada tanaman, terdapat
kebutuhan serta unsur dan struktur yang berbeda pula dalam cara tumbuh dan
berkembang setiap tanaman tersebut. Dengan pemberian pupuk organik yang
mengandung N, P, K rendah namun kebutuhan hara mikro dalam jumlah cukup yang
sangat dibutuhkan tanaman. Sebagai bahan pembenah tanah, pupuk organik mencegah
terjadinya erosi, pergerakan permukaan tanah dan retakan tanah, dan mempertahankan
kelengasan tanah (Tambunan dkk., 2014).
Pertumbuhan tanaman
merupakan proses yang penting dalam kehidupan dan perkembangbiakan suatu
spesies. Terdapat
tekanan yang berupa faktor biotik dan abiotik. Faktor abiotik
terdiri dari cahaya matahari, angin, suhu, serta bahan kimia yang digunakan
untuk mengatur tumbuh kembang tanaman. Faktor biotik terdiri dari manusia dan
hewan. Respon
tanaman terhadap tekanan ini kompleks dan melibatkan banyak fisiologis, molekul,
dan adaptasi seluler (Rejeb et all.,
2014).
Suatu tumbuhan yang berbiji apabila sudah tiba waktunya
maka akan mengeluarkan bunga, pada bunga inilah terjadi proses penyerbukan.
Setelah terjadi penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan, bakal buah tumbuh
menjadi buah, dan bakal biji tumbuh menjadi biji (Tjitrosoepomo, 1985).
Biji merupakan hasil dari
penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan. Biji berkembang menjadi suatu hasil
inti dari embrio yang masih dalam perkembangan yang dormansi. Dormansi adalah
keadaan dimana sebuah biji dikatakan hidup tetapi tidak dapat berkecambah
(Nurshanti, 2013).
Biji adalah hasil dari persarian yang berbentuk tanaman
kecil yang dilengkapi dengan struktur dan fungsi yang sesuai dengan perannya
sebagai pusat penyebaran atau perbanyakan. Biji merupakan rantai penyambung
yang hidup antara induk dan keturunannya dan merupakan alat penyebaran yang
utama. Pada biji beberapa tumbuhan, umpamanya beberapa spesies Citrus, embrionya mempunyai kloroplas
dan berwarna hijau (Fahn, 1991).
Suatu masalah reaksi atas keadaan fisik perkecambahan dimulai dari adanya
dormansi yang di sebabkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
embrio. Tingkat dormansi dan tingkat dormansi kontrol berbeda antara banyak
spesies, varietas, dan benih, dan bahkan di antara pinggul dalam semak tunggal
(Nadeem et all., 2012).
Perkecambahan sering dibatasi dalam proses pembiakannya dalam suatu wilayah
tertentu, seperti wilayah yang mengandung kadar garam tinggi yang terlarut
dalam air atau tanah atau sering disebut dengan salinitas. Salinitas
adalah membatasi faktor
penting yang selalu mempengaruhi produktivitas
pertanian, terutama di daerah kering
dan semi-kering (Mahdavi, 2013).
Perilaku dormansi pada
pertumbuhan tanaman dapat diminimalisir dengan proses skarifikasi pada benih
agar menghasilkan proses imbibisi yang baik. Skarifikasi merupakan salah satu upaya
pretreatment atau perlakuan awal pada benih yang ditujukan untuk mematahkan
dormansi dan mempercepat terjadinya perkecambahan benih yang seragam (Schmidt
dalam Juhanda, 2013).
Perkecambahan adalah
proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen benih yang mempunyai kemampuan
untuk tumbuh secara normal menjadi tanaman baru. Perkecambahan akan tumbuh dengan
baik apabila benihnya sudah memenuhi persyaratan sebagai benih. Pemilihan benih
yang berkualitas dan lingkungan yang sesuai akan membawa hasil yang optimal
pada pertumbuhan tanaman. Kondisi stres lingkungan seperti kekeringan, panas,
salinitas, dingin, atau infeksi patogen dapat memiliki dampak buruk pada
pertumbuhan tanaman dan hasil di bawah kondisi lapangan (Suzuki et all., 2013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar