Kamis, 31 Maret 2016

Jenis-Jenis Pertumbuhan Tanaman



BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kehidupan manusia sangat bergantung pada tumbuhan. Dari tumbuhan manusia dapat menghirup oksigen untuk bernafas yang diperoleh tanaman dari proses fotosintesis. Manusia mendapatkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mempertahankan hidupnya dari tumbuhan dan alam(syarat hidup), yaitu udara bersih, air bersih, pangan, sandang, rumah, barang-barang tambang dan energi. Tidak dapat dipisahkan hubungan antara manusia dengan tumbuhan dan tumbuhan dengan manusia. Oleh sebab itu, dibutuhkan kepedulian dan penjagaan yang tinggi agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Pertumbuhan adalah bertambahnya sebuah sel pada suatu organisme yang tidak dapat kembali (irreversibel). Sedangkan perkembangan merupakan proses menuju dewasa, pematangan sel, struktur, maupun fungsi pada suatu organisme yang bersifat bisa kembali (reversibel). Tanaman dikatakan baik apabila proses pertumbuhan dan perkembangannya terjadi secara bersamaan.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman diawali dari proses perkecambahan biji. Perkecambahan merupakan proses bangkitnya embrio yang dorman (dalam keadaan tidur), karena didalamnya terjadi proses metabolisme yang terus menerus dan terjadi pertumbuhan jaringan jaringan didalam biji. Perkecambahan dapat terjadi apabila sudah memenuhi syarat-syarat yang dibutuhkan seperti air, suhu, udara, dan cahaya matahari yang cukup dan sesuai.
Berdasar letak kotiledonnya, perkecambahan biji dapat dibedakan dalam dua macam yaitu perkecambahan hipogeal dan epigeal. Perkecambahan hipogeal merupakan perkecambahan di bawah tanah dimana epikotil memanjang sehingga plumula merobek kulit biji dan muncul di atas tanah, sedangkan kotiledon tertinggal dalam tanah. Perkecambahan epigeal adalah perkecambahan di atas tanah yaitu hipokotil memanjang sehingga plumula dan kotiledon ke permukaan tanah sedangkan kotiledon melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk.


1.2    Tujuan
1.    Agar mahasiswa dapat memahami dan mengerti jenis jenis pertumbuhan tanaman.
2.    Agar mahasiswa dapat membedakan jenis-jenis pertumbuhan tanaman berdasarkan morfologi dan fungsinya.


BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan merupakan bertambahnya sebuah volume ukuran suatu sel pada organisme yang bersifat irreversibel atau tidak dapat kembali. Pertumbuhan pada tanaman akan baik bila kebutuhan unsur hara tercukupi, baik melalui penyediaan media tumbuh atau dengan proses pemberian pupuk yang sesuai. Untuk dapat tumbuh tanaman membutuhkan air, dalam kebutuhan air inilah terdapat masalah masalah seperti kelebihan air ataupun kekeringan. Disamping itu, kekurangan air pada tanaman dapat terjadi karena laju hilangnya air akibat transpirasi terjadi lebih cepat dibandingkan dengan laju pengambilan air dari tanah (Torey, 2013).
Dalam pertanian, tanaman adalah beberapa jenis organisme yang dibudidayakan untuk dipanen ketika sudah mencapai tahap pertumbuhan tertentu. Dari berbagai komoditas pada tanaman, terdapat kebutuhan serta unsur dan struktur yang berbeda pula dalam cara tumbuh dan berkembang setiap tanaman tersebut. Dengan pemberian pupuk organik yang mengandung N, P, K rendah namun kebutuhan hara mikro dalam jumlah cukup yang sangat dibutuhkan tanaman. Sebagai bahan pembenah tanah, pupuk organik mencegah terjadinya erosi, pergerakan permukaan tanah dan retakan tanah, dan mempertahankan kelengasan tanah (Tambunan dkk., 2014).
Pertumbuhan tanaman merupakan proses yang penting dalam kehidupan dan perkembangbiakan suatu spesies. Terdapat tekanan yang berupa faktor biotik dan abiotik. Faktor abiotik terdiri dari cahaya matahari, angin, suhu, serta bahan kimia yang digunakan untuk mengatur tumbuh kembang tanaman. Faktor biotik terdiri dari manusia dan hewan. Respon tanaman terhadap tekanan ini kompleks dan melibatkan banyak fisiologis, molekul, dan adaptasi seluler (Rejeb et all., 2014).
Suatu tumbuhan yang berbiji apabila sudah tiba waktunya maka akan mengeluarkan bunga, pada bunga inilah terjadi proses penyerbukan. Setelah terjadi penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan, bakal buah tumbuh menjadi buah, dan bakal biji tumbuh menjadi biji (Tjitrosoepomo, 1985).
Biji merupakan hasil dari penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan. Biji berkembang menjadi suatu hasil inti dari embrio yang masih dalam perkembangan yang dormansi. Dormansi adalah keadaan dimana sebuah biji dikatakan hidup tetapi tidak dapat berkecambah (Nurshanti, 2013).
Biji adalah hasil dari persarian yang berbentuk tanaman kecil yang dilengkapi dengan struktur dan fungsi yang sesuai dengan perannya sebagai pusat penyebaran atau perbanyakan. Biji merupakan rantai penyambung yang hidup antara induk dan keturunannya dan merupakan alat penyebaran yang utama. Pada biji beberapa tumbuhan, umpamanya beberapa spesies Citrus, embrionya mempunyai kloroplas dan berwarna hijau (Fahn, 1991).
Suatu masalah reaksi atas keadaan fisik perkecambahan dimulai dari adanya dormansi yang di sebabkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan embrio. Tingkat dormansi dan tingkat dormansi kontrol berbeda antara banyak spesies, varietas, dan benih, dan bahkan di antara pinggul dalam semak tunggal (Nadeem et all., 2012).
Perkecambahan sering dibatasi dalam proses pembiakannya dalam suatu wilayah tertentu, seperti wilayah yang mengandung kadar garam tinggi yang terlarut dalam air atau tanah atau sering disebut dengan salinitas. Salinitas adalah membatasi faktor penting yang selalu mempengaruhi produktivitas pertanian, terutama di daerah kering dan semi-kering (Mahdavi, 2013).
Perilaku dormansi pada pertumbuhan tanaman dapat diminimalisir dengan proses skarifikasi pada benih agar menghasilkan proses imbibisi yang baik. Skarifikasi merupakan salah satu upaya pretreatment atau perlakuan awal pada benih yang ditujukan untuk mematahkan dormansi dan mempercepat terjadinya perkecambahan benih yang seragam (Schmidt dalam Juhanda, 2013).
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen benih yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tanaman baru. Perkecambahan akan tumbuh dengan baik apabila benihnya sudah memenuhi persyaratan sebagai benih. Pemilihan benih yang berkualitas dan lingkungan yang sesuai akan membawa hasil yang optimal pada pertumbuhan tanaman. Kondisi stres lingkungan seperti kekeringan, panas, salinitas, dingin, atau infeksi patogen dapat memiliki dampak buruk pada pertumbuhan tanaman dan hasil di bawah kondisi lapangan (Suzuki et all., 2013).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar